MANUSIA DAN KEGELISAHAN
PENDAHULUAN
Semua
manusia mempunyai kegelisahan . pada prinsipnya, manusia merupakan
makhluk yang di arahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hamper semua
tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan
hasrat biologis mereka. Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan
kemungkinan kecil untnk dicapai.
Pada hakekatnya, kegelisahan menunjukkan pada motivasi yang terhalang dan dalam kedaan tak terpuaskan.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Hal ini mungkin
akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme,
persaingan dalam hidup, dan sebagainya. Dan tidak jarang akibat
kegelisahan seseorang,sekaligus membuat oran lain menjadi korban.
Suasana yang tidak pasti ( kegelisahan ) dalam kasus di ats dapat terlihat pada pertanyaan, “ apa benar Bapak itu menyeleweng? “.
Orang bertanya demikian karena memperhatikan sikap, tingkah laku dan
perbuatan Bapak itu sehari-hari sebagai orang baik-baik, suka menolong,
hidup sedrhana, dan tidak berlebih-lebihan.
Disamping
itu didalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang dapat membantu
menumbuhkan sakinah dalam jiwa, menghilangkan keresahan hati,
menghilangkan kenangan pahit dan sekaligus menghimbau untuk menggapai
segala problema kehidupan masa depan dengan jiwa yang tenang dan mantap.
A. KEGELISAHAN
1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Dalam
kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya tidak
tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam
hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada manusia dimana saja.
Kegelisahan
timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar
lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia
modern tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin
akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme,
persaingan dalam hidup, keadaan yang tidak stabil dan seterusnya
kegelisahan dalam konteks budaya dapatkah dikatakan sebagai akibat
adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu sebagai upaya mencari
kesempurnaan.
Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian
Perasaan seseorang yang sedang gelisah ialah hatinyatidak tentram, merasa khawatir,cemas, takut, dsb..
Untuk mengatasi kegeisahan ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi kikir; apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia bagian
tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang
tidak bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1. Kecemasan kenyataan (obyektif)
Contohnya: Anaknya yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2. Kecemasan neurotic (saraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut S.
Freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Kecemsan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul
karena orang itu takut akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan
menguasai ego.
b. Rasa
takut irrasional atau phobia. Rasa takut ini sudah menular, sehingga
kadang-kadang tanpa alas an dan hanya karena pandangan saja. Yang
kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang kuat dapat menimbulkan rasa
takut.
Contoh :
Orang takut ular, takut binatang berbulu, dsb.
c. Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
Contoh :
- Seorang yang tak bisa bernyanyi atau bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang keseimbangan.
- Penyesuaian diri dengan lingkungan
3. Kecemasan moral
Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk
meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo sulaiman. Hatinya selalu
gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu ia selalu
menyuruh orang agar membakar took Bagindo sulaiman.
1. Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
Kalau hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak
orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak
“diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan
kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus
kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan
oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan
keterbatasan fisik dan jiwanya.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan
dapat mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya
motif-motif itu terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh
kekacauan. Motif yang berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan
terhadap motif pertama akan disusul dengan datangnya motif yang lain.
Bertumpuknya pola-pola motif kehidupan manusia mengajarkan kepada
manusia bahwa tidak semua motif dapat dipuaskan, tetapi ada juga yang
memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu
ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan kegelisahan.
Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan
motif itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang
tersedia dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak
tersedia untuk memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu
membelinya, atau kawan-kawan orang itu tidak memperhatikannya atau
mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan keinginan akan status,
keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal
di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting
dari lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung
dalam waktu yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan
minum bukanlah perkara yang sulit, karena makanan dan minuman cukup
tersedia pada kita walau ala kadarnya.
2. Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu
harus bersifat tenang, sabar dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan
sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah.
2:155)”.
Didalam
Al-Qur’an Alah SWT memberi petunjuk-petunjuk do’a yang baik untuk
dibaca guna memohonkesabaran. Do’a memohon kesabaran hati serta
keteguhan pendirian dan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi cobaan
dan orang kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya
Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah
pendirian kami,dan tolonglah kami dari orang-orang kafir” (QS.
Al-Baqarah, 2:250).
“Ya
Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami
dalam keadaan berserah diri kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)
DAFTAR PUSTAKA
Notowidagdo Rohiman H. 2002. Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prasetya Tri Joko Drs, dkk (Anggota IKAPI), 1998, Ilmu Budaya Dasar (lengkap). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djoko Widagdo Drs, dkk, 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar